Sekarlaras's Blog

DJOKDJA 1-2 Agustus 2009

April 10, 2012

setelah kurang lebih 2 minggu dari Bandung.Rasa ketagihan jalan-jalan ke luar kota begitu terus membuncah.Ku hubungi Neni lewat hp dengan sms,untuk bisa menjadi partner perjalananku.Dan Siska teman sekantor yang mupeng denger aku akan ke jogja.

Kami bertiga berangkat jum’at mlm,31 Juli 09.

Aris melepas kami di stasiun senen.

Kerete telat,sampe jogja skitar jam 8 kurang (pagi).

sekarlaras-DJOKDJA-KeretaProgo

Terasa panas,tapi perjalanan harus tetap dilaksanakan karena aku melihat kondisi kami memang fit.Dari Lempuyangan kami menelusuri jalanan kota,memasuki gang kecil.

sekarlaras-DJOKDJA-Lempuyangan

santai di pinggir jalan sambil duduk-duduk memang asyik.

Dari kiri,Neni,aku,Siska.Menuju Malioboro,melewati Stasiun Tugu,dan terdapat “jalan Pasar Kembang”.Baru kuketahui waktu aku menginginkan singgah ke pasar kembang,dan neni pun menjelaskan jika tempat itu adalah dimana banyak perempuan menjajakan dirinya —Na’udzubillah…—. sekarlaras-DJOKDJA-Jl.PasarKembang

sekarlaras-DJOKDJA-Malioboro

Kembali jalan-jalan di Malioboro.Siang itu melelahkan dan panas.Berusaha singgah ke tempat temen di Kadipiro –mba Nurul–,karena lama tak jumpa dan kali ini dia sudah menikah,di jogja inilah tempat mba nurul bersama suami.Sore tlah tiba,kami bingung akan kemana malam ini meski mba Nurul menawarkan untuk menginap di rumahnya.Ah,kami ingin merasakan suasana malam di jogja.Ku sms dan telpon si Wiwid –teman millist JejakPetualang–,untuk pinjam motor.Wiwid sebelumnya memang menawarkan tempat inap di rumahnya –Jl.Magelang,Sleman– dan juga motor untuk berkeliling selama di jogja.Dan akhirnya kami pun membutuhkan semua itu.Malam yang ramai dengan muda mudi.Kawasan Malioboro dan sekitarnya macet.Sempat aku nyasar,yang jadi panduanku adalah motor yang dipake wiwid berboncengan dengan siska atau motornya mas dadank –temen Neni–,hiruk pikuk pengendara motor maupun mobil saling berebut jalan,sehingga aku terkecoh terbawa arus lain,akhirnya nyasar,tapi masih belum jauh dari Malioboro.Dan juga aku ga sendirian,Neni selalu setia menemaniku,kami berboncengan.Sholat isya’ di masjid agung Keraton,suasananya khas.Kami hanya bisa sholat di bagian depan karena bagian dalam memang sudah di konci,suara dentang jam dari dalam masjid menggema.Kubayangkan seperti apa di dalam itu?,ah sungguh aku penasaran dan ingin menikmati suasana masjid itu di lain waktu.Dalam benak terbersit besok harus kembali ke Jakarta,tidak boleh terlalu lama di sini karena harus masuk kerja.Rasanya enggan meninggalkan kota jogja.Malam semakin dingin,aku tidak membawa jaket.Mba Nurul tadi sempet minjemin sweater,tapi angin masih mampu menembus badanku,dingin…Wiwid memandu jalan menuju tempat ngopi,dimana aku penasaran dengan tempat itu karena memang sudah dikenal “Kopi Joss”,kopi panas kemudian dicelupkan arang yang sedang dibakar –membara–,sehingga ketika dicelup ke dalam kopi bunyinya “josss…”,itulah sekelumit sejarah kopi joss –dpt penjelasan dari Wiwid–. sekarlaras-DJOKDJA-KopiJoss